Menulis Itu Terapi: Kenapa Saya Mulai Lagi Jurnal Ini

 


Bismillah.

Beberapa waktu terakhir, saya sering merasa ada sesuatu yang ingin disampaikan… tapi tidak tahu harus ke siapa. Bukan karena tidak punya teman, tapi karena tidak semua keresahan bisa diucapkan lewat lisan. Beberapa hal justru lebih lega ketika ditulis. Diam-diam. Sendiri. Dalam ruang yang tenang.

Blog ini awalnya hanyalah tempat saya mencatat hal-hal acak. Kadang curhat, kadang renungan, kadang juga hanya ingin “berteriak” tanpa didengar siapa-siapa. Tapi lama-lama saya sadar: menulis itu bukan sekadar menuangkan pikiran. Menulis adalah terapi — bentuk lain dari berdialog dengan diri sendiri.

Saya kembali menulis di jurnal ini bukan karena saya sudah menjadi orang yang bijak, alim, atau tahu banyak hal. Justru sebaliknya. Saya menulis karena saya masih belajar. Masih banyak bingungnya, masih sering jatuh, masih sering khilaf.

Tapi justru dari kegelisahan itu, saya ingin berbagi. Bukan dalam bentuk nasihat, tapi refleksi. Bukan sebagai guru, tapi sebagai teman perjalanan.

Menulis = Mengingat Diri

Dalam Islam, kita diajarkan untuk saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran. Tapi bagaimana kalau kita sendiri yang butuh dinasihati? Mungkin menulis adalah cara Allah menyuruh saya untuk mengingatkan diri saya sendiri dulu, sebelum orang lain.

Rasanya setiap tulisan ini adalah pesan untuk saya yang sedang lelah, yang sedang futur, atau sedang butuh pelukan — walaupun hanya lewat kata-kata.

Jadi, Apa Isi Blog Ini ke Depannya?

Saya tidak punya rencana muluk-muluk. Tapi saya ingin blog ini menjadi jurnal refleksi: tentang iman, tentang hidup, tentang menjadi manusia biasa yang sedang berusaha pulang ke Allah.

Kadang mungkin akan ada catatan tafsir ringan. Kadang bisa jadi hanya cerita kecil tentang bagaimana Allah memberi pelajaran lewat hal-hal yang tampaknya sepele.

Saya harap, kalau kamu sedang baca ini dan merasa sendirian dalam perjuangan hidupmu, kamu tahu: kita sedang berjuang bareng. Kita belum selesai. Dan itu tidak apa-apa.


Terima kasih sudah mampir ke jurnal ini.

Doakan saya bisa terus menulis dengan niat yang lurus. Semoga ada satu dua kalimat yang bisa menenangkan hati, walau cuma sedikit.

Wassalamu’alaikum.

Komentar